Nama : Sintia Agustin
Kelas : 2DF02
Npm : 57216065
TUGAS 2 - KEWIRAUSAHAAN 2
MASALAH PERKEMBANGAN WIRAUSAHA KECIL
DI INDONESIA
Peranan usaha kecil di Indonesia
memang diakui sangat penting dalam perekonomian nasional, terutama dalam
aspek-aspek, seperti peningkatan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan,
pembangunan ekonomi pedesaan dan peningkatan ekspor non migas. Selama ini telah
banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk membantu perkembangan usaha
kecil melalui berbagai macam program pengembangan atau pembinaan usaha kecil
termasuk diantaranya adalah program kemitraan antara usaha menengah dan besar
dengan usaha kecil.
Namun demikian,
perkembangan usaha kecil hingga saat ini berjalan sangat lamban. Salah satu
penyebab kurang berhasilnya program pengembangan atau pembinaan usaha kecil di
indonesia dalam memperbaiki kondisi atau kinerja kelompok usaha kecil, dari
posisi yang lemah dan tradisional ke posisi yang kuat dan modern adalah tekanan
orientasi program atau kebijakan pemerintah lebih terletak pada “aspek sosial”
daripada “aspek ekonomi atau bisnis”.
Permasalahan
mendasar di bidang manajemen bagi para wirausaha kecil pada berbagai sektor
adalah:
Permodalan
- Suku
bunga kredit perbankan masih tinggi, sehingga kredit menjadi mahal
- Informasi
sumber pembiayaan dari lembaga keuangan non bank, misalnya dana penyisihan
laba BUMN dan model ventura, masih kurang. Informasi ini meliputi
informasi jenis sumbe pembiayaan serta persyaratan dan prosedur
pengajuan.
- Sistem
dan prosedur kredit dari lembaga keuangan bank dan non bank rumit dan
lama, selain waktu tunggu pencairan kredit yang tidak pasti.
- Perbankan
kurang menginformasi standar proposal pengajuan kredit, sehingga pengusaha
kecil tidak mampu membuat proposal yang sesuai dengan criteria
perbankan.
- Perbankan
kurang memahami kriteria usaha kecil dalam menilai kelayakan usaha kecil,
sehingga jumlah kredit yang disetujui sering kali tidak sesuai dengan
kebutuhan usaha kecil.
Pemasaran
- Bargaining
Power pengusaha kecil dalam berhadapan dengan pengusaha besar selalu
lemah, utamanya berkaitan dengan penentuan harga dan system pwmbayaran,
serta pengaturan tata letak produk usaha kecil di department store dan
supermarket.
- Asosiasi
pengusaha atau profesi belum berperan dalam mengkoordinasi persaingan
tidak sehat antar usaha sejenis.
- Informasi
untuk memasarkan produk di dalam maupun di luar negeri masih kurang,
misalnya tentang produk yang diinginkan, siapa pembeli, tempat pembelian
atau potensi pasar, tata cara memasarkan produk serta tender pekerjaan
utamanya pada usaha jasa.
Bahan Baku
- Supply
bahan baku kurang memadai dan berfluktuasi, antara lain karena adanya
kebijakan ekspor dan impor yang berubah-ubah, pembeli besar yang menguasai
bahan baku,keengganan pengusaha besar untuk membuat kontrak dengan
pengusaha kecil
- Harga
bahan baku masih terlalu tinggi dan berfluktuasi karena struktur pasar
bersifat monopolistik atau dikuasai pengusaha pasar.
- Kualitas
bahan baku rendah, antara lain karena adanya standardisasi dan manipulasi
kualitas bahan baku.
- Sistem
pembelian bahan baku secara tunai menyulitkan pengusaha kecil, sementara
pembayaran penjualan produk umumnya tidak tunai.
Teknologi
- Tenaga
kerja terampil sulit diperoleh dan dipertahankan, antara lain karena
lembaga pendidikan dan pelatihan kurang dapat menghasilkan tenaga terampil
yang sesuai dengan kebutuhan pengusaha kecil.
- Akses
dan informasi sumber teknologi masih kurang dan tidak merata, sedangkan
upaya penyebarluasan masih kkurang gencar.
- Spesifikasi
peralatan yang sesuai dengan kebutuhan (teknologi tepat guna) sukar
diperoleh.
- Lembaga
independent belum ada dan belum berperan, khususnya lembaga yang mengkaji
teknologi yang ditawarkan oleh pasar kepada pngusaha kecil, sehingga
teknologi ini tidak dapat dimanfaatkan secara optimum.
- Peranan
instansi pemerintahan, non pemerintahan dan perguruan tinggi dalam
mengidentifikasi, menemukan, menyebarluaskan dan melakukan pembinaan
teknis tentang teknologi baru atau teknologi tepat guna bagi pengusaha
kecil masih kurang intensif.
Manajemen
- Pola
manajemen yang sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangan usaha sulit
ditmukan, antara lain karena pengetahuan dan manajerial skill pengusaha
kecil relative rendah. Akibatnya, pengusaha kecil belum mampu menyusun
strategi bisnis yang tepat.
- Pemisahan
antara manajemen keuangan perusahaan dan keluarga atau rumah tangga belum
dilakukan, sehingga pengusaha kecil mengalami kesulitan dalam mengontrol
atau mengatur cash flow, serta dalam membuat perencanaan dan laporan
keuangan.
Birokrasi
- Perizinan
tidak transparan, mahal, berbelit-belit, diskriminatif, lama dan tidak
pasti, serta terjadi tumpang tindih vertical (antara pusat daerah) dan
horizontal (antar instansi daerah).
- Penegakan
dan pelaksanaan hukum dan berbagai ketentuan masih kurang serta cenderung
kurang tegas.
- Pengusaha
kecil dan asosiasi usaha kecil kurang dilibatkan dalam perumusan kebijakan
tentang usaha kecil.
- Pungutan
atau biaya tambahan dalam pengurusan perolehan modal dari dana penyisihan
laba BUMN dan sumber modal lainnya yang cukup tinggi.
- Mekanisme
pembagian kuota ekspor tidak mendukung busaha kecil untuk mampu mengekspor
produknya.
- Banyak
pungutan yang seringkali tidak disertai dengan pelayanan yang memadai.
Infrastruktur
- Listrik,
air dan telepon bertarif mahal dan sering menghadapi gangguan disamping
pelayanan petugas yang kurang baik.
- Kurangnya
prasarana yang memadai seperti jalan, listrik, telepon, air, serta
fasilitas penanganan limbah dan gangguan.
Kemitraan
- Kemitraan
antara usaha kecil dan usaha menengah dan besar dalam pemasaran dan sistem
pembayaran, baik produk maupun bahan baku, dirasakan belum
bermanfaat.
- Kemitraan
antara usaha kecil dengan usaha menengah dan besar dalam transfer
teknologi masih kurang.
0 komentar:
Posting Komentar